Ambil Keputusan yang Berat = Hidup Ringan

Baca email ini di browser Anda

Hi, edisi kali ini saya mau sharing tentang pengalaman hidup saya beberapa bulan terakhir. Saya bertemu dengan beberapa teman yang mengambil keputusan berat dalam hidupnya, yaitu resign dari kerjaan yang sudah stabil untuk memulai petualangan baru.

Mengambil keputusan ini termasuk ekstrim menurut saya. Kalau mau mulai petualangan baru kan bisa mulai saat masih punya kerjaan. Tapi mungkin risiko dan hasil berbanding lurus. Kalau berani ambil langkah, pintu lebih banyak terbuka.

Satu teman saya fokus ke bisnisnya, satu lg fokus ingin menjadi Youtuber. Umur kami tidak terlalu beda jauh dan memang bukan umur yang umum untuk mencoba hal baru, biasanya umur-umur segini sedang memoles karir supaya siap mapan di umur 30-an. Tapi menarik sekali keputusan teman saya ini karena sumber keputusannya berbeda. Teman yang fokus ke bisnis berani lompat karena melihat peluang, teman yang ingin jadi Youtuber berani lompat karena lelah dengan kerjaan sebelumnya dan merasa stuck.

Saya sering melihat orang yang katanya menemukan peluang, namun tidak berani eksekusi. Namun ada juga orang yang merasa stuck dan nyaman di titik nyangkut tersebut. Biasa disebut comfort zone. Sudah terlalu nyaman.

Personally saya suka berinteraksi dengan orang-orang berani seperti ini. Tingkah laku kita akan tergantung dari 5 orang yang paling sering kita ajak interaksi. Kalau kata Marcus Aurelius, sebuah batang pohon pasti dipengaruhi oleh batang lebih besar, ranting, ranting yang lebih kecil lagi, dan lain sebagainya. Anda bukan siapa-siapa tanpa orang-orang disekitar Anda, teman, mentor, keluarga, dan lainnya.

Satu poin yang saya ambil lagi dari kedua teman saya ini adalah mereka mengambil keputusan yang berat, dan kita mungkin tidak sengaja menganggap keputusan ini membuat hidup mereka semakin berat. Tidak punya gaji tetap, rencana tidak jelas, membuat kesempatan yang telah tersedia depan mata. Namun mungkin kita tidak tahu dampak di masa depan.

Hard choices, easy life. Easy choices, hard life.

Jerzy Gregorek

Keputusan berat yang diambil seringkali bisa membuat hidup lebih mudah nantinya. Misalnya ambil contoh Anda punya adiksi rokok. Menahan rokok mungkin sangat sulit, tapi jika berhasil akan membuat hidup lebih mudah. Membuat bisnis baru mungkin sulit, namun jika gagal pun Anda belajar memanage diri sendiri, mempelajari cara membuat sistem, belajar cara memanage orang lain, belajar cara jualan, dan semua skill ini mungkin akan membantu hidup Anda lebih mudah nantinya.

Kita tidak bisa mengambil kesimpulan dari kejadian saat ini.

Poin terakhir yang saya dapatkan adalah saat teman yang ingin menjadi Youtuber ini merasa stuck dengan kerjaannya. Ini perasaan yang sering sekali kita rasakan. Saat kita merasa stuck, kurang termotivasi, merasa hidup sangat susah, mungkin respon pertama yang diberikan adalah kabur cari pelarian. Namun Anda bisa mencoba untuk berjuang, mencoba mencari inspirasi, mengontak teman Anda. Ada kok yang mau bantuin kalau Anda nanya.


OK, segitu dulu sharing kali ini.

Sekarang giliran Anda. Sebarkan email ini ke 1-2 temanmu yang tertarik dengan konten seperti ini atau susbcribe di williamjakfar.com. Sebaran Anda membantu perkembangan situs ini.

Terakhir, saya minta tolong ambil 2 detik saja untuk reply email ini jika Anda suka dengan edisi kali ini:

  • A+ = gila topiknya bagus banget!
  • B = ya lumayan..
  • C = meh..
  • D or F = gak suka banget!

Let me know your feedback!

Stay safe,

William Jakfar

If you like this post, you should consider joining my newsletter. You’ll get exclusive content for free and a bunch of bonus